Pontianak – Pada Kamis, 9 Juni 2022, Prodi Geofisika, Jurusan Fisika FMIPA Universitas Tanjungpura (Untan) bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Barat menggelar kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Acara yang bertempat di aula pertemuan BPBD Kalbar di Jln. Adi Sucipto, Pontianak ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana hidrometeorologi sebagai upaya mewujudkan Kalimantan Barat yang tangguh.
Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh sering terjadinya bencana hidrometeorologi di Kalimantan Barat, seperti banjir, longsor, dan kebakaran hutan. Peserta yang hadir meliputi staf BPBD Prov. Kalbar, BPBD Kota Pontianak, BPBD Kab. Kubu Raya, perwakilan Kepala Desa Kab. Kubu Raya, dan kelompok desa tangguh dari Kab. Kubu Raya.
Ketua Prodi Fisika, Dr. Azrul Azwar, dalam sambutannya menekankan bahwa kegiatan pengabdian ini adalah bagian dari agenda rutin yang diselenggarakan oleh Jurusan Fisika sebagai implementasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Beliau berharap kerja sama dengan BPBD ini tidak berhenti di sini, tetapi dapat berlanjut di masa mendatang, terutama dalam penerapan kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Acara dibuka oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Prov. Kalbar, Judan, S.Pd., M.Pd., yang menyatakan apresiasi tinggi terhadap kerja sama ini. Beliau juga menyebutkan rencana kerja sama di masa depan, seperti pemetaan potensi air tanah di Kota Pontianak dan penerimaan mahasiswa untuk magang di Desa Tanggap Bencana (DESTANA).
Kegiatan PKM ini diadakan dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD) dengan pemateri pertama dari dosen Prodi Geofisika, Muliadi, S.Si., M.Si., yang memaparkan karakteristik bencana hidrometeorologi di Kalimantan Barat. Beliau menjelaskan bahwa penyebab utama bencana ini adalah perubahan iklim dan cuaca ekstrem, perubahan tekanan udara yang mendadak, serta fenomena El Niño dan La Niña di Samudra Pasifik, dan fenomena Dipole Mode di Samudra Hindia.
Materi kedua disampaikan oleh Judan, S.Pd., M.Pd., mengenai penanganan bencana hidrometeorologi. Beliau menjelaskan bahwa sebanyak 471 Desa/Kelurahan di 104 Kecamatan di Kalbar tergolong daerah rawan banjir. BPBD Kalbar telah melakukan berbagai upaya penanggulangan, seperti penyuluhan, sosialisasi, pelatihan (pra bencana), serta memberikan dukungan logistik dan peralatan kepada kabupaten/kota, termasuk bantuan sembako dan dapur umum. BPBD juga mendorong kabupaten/kota untuk mengeluarkan status siaga darurat penanganan banjir.
Di tempat terpisah, Koordinator Kurikulum Jurusan Fisika, Dr. Dwiria Wahyuni, menyambut baik tawaran kemitraan dari instansi terkait untuk implementasi kurikulum MBKM. Jurusan Fisika membuka peluang kerja sama seluas-luasnya dengan instansi lain dalam mengimplementasikan kegiatan MBKM bagi mahasiswa. Beliau menjelaskan bahwa terdapat beberapa moda yang dapat diterapkan, seperti program magang, penelitian, proyek di desa, dan wirausaha.
Acara ini tidak hanya meningkatkan kesiapsiagaan bencana tetapi juga mempererat hubungan antara universitas dan masyarakat, serta menekankan pentingnya ilmu pengetahuan dalam mengatasi tantangan nyata di lapangan.